Tuesday 7 November 2006

TEKNOLOGI PIKIRAN JIWA (part 1)

“ketika jiwa mulai bisa berpikir melebihi kemampuan otak”.
Oleh : Maryo Sanjaya Adi Putra
Angkatan ’04 SI UIN SUSKA RIAU

Ada yang hilang saat mata ini terpejam dan terbuka kembali saat kita melihat ada sesuatu yang berubah setiap detiknya dari kehidupan ini. Terkadang kita tidak benar-benar merasakannya, karena suatu hal yang terjadi dan kita lewati begitu saja akan sulit sekali untuk kita mengerti bagaimana proses semua itu terjadi di belakang mata kita. Keadaan sosial dan pribadi kita adalah hal yang menarik perubahannya, karena kita yang merasakannya. Mulai saat kita berwujud seperti suatu bentuk yang namanya embrio, kemudian bakal janin, lalu janin, dan akhirnya jadilah kita bayi yang nantinya berubah jadi suatu bentuk manusia dewasa.
Hidup itu suatu realita yang sulit dipikirkan dengan logika. Mulai memikirkannya dari awal kejadian mengambangnya seluruh jagad raya ini beserta komponen-komponennya yang terus saja beraktifitas tanpa henti. Coba bayangkan saja seandainya semua elemen yang menyatu dalam peredaran galaksi bimasakti berhenti berputar dan terpecah-pecah susunannya, dan ketika itu bumi lari dari sumbu peredarannya di tata surya dan melayang-layang entah kemana, lalu akhirnya terjebak ke dalam black hole….. (Sungguh sangat mengerikan!!! sebaiknya jangan anda bayangkan kejadian selanjutnya!!…).
Sebaiknya kita pandangi saja masa depan yang cukup bikin kita jadi penasaran dan beribu-ribu pertanyaan yang menumpuki seonggok hati ini tentang apa yang terjadi kelak.
Jika besok kita ada, maka syukurilah hal itu. Berarti Allah SWT memberikan kesempatan untuk kita bernafas lagi dan untuk kita memperbaiki segala ketidaksempurnaan kita dalam menjalani hidup. Perenungan yang sangat mendalam itu sangat perlu sekali. Merenungi jiwa sekaligus mensucikannya dengan beribadah dan mohon ampun pada-Nya. Jika kita sedih, janganlah berlarut-larut dalam kesedihan, dan jika kita bahagia, janganlah kita terlalu terhanyut oleh gelombang kebahagiaan itu, karena itu semua bersifat sementara. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjadikan sesuatu hal yang terburuk sekalipun, menjadi hal yang terbaik yang pernah hadir dalam hidup kita…sekecil dan seburuk apapun usaha kita yang telah kita lakukan , itu adalah karya terbesar kita, karena kita telah memiliki suatu teknologi canggih yang melekat dalam diri kita, yaitu teknologi Berkeyakinan Besar dengan aplikasi berpikir dan berjiwa besar…..

Pekanbaru, 11 November 2006